Optika.id - Menjelang berakhirnya jabatan Presiden Jokowi (Joko Widodo) berbagai kekuatan sosial, ekonomi, hukum, dan politik semakin berani mengeritik kelemahan Jokowi. Bukan keberhasilan yang diungkap tetapi justru kelemahannya. Majalah Tempo menyebut sebagai dosa Jokowi.
Majalah Tempo pada Senin, 29 Juli 2024, membuat Edisi Khusus, mengeluarkan laporan jurnalistik dengan judul Nawadosa Jokowi. Dalam Nawadosa Jokowi ada sekitar 18 dosa Presiden Jokowi, yaitu:
1. membangun dinasti politik. Memaksakan anak dan menantu menduduki kekuasaan politik, meskipun dilakukan dengan intimidasi politik dan menabrak aturan hukum. Di samping itu menjalin kekuasaan dan memperkuat oligarki dalam mempengaruhi kekuasaan dan tata pemerintahan negara.
Baca Juga: Prabowo Disarankan Putuskan Hubungannya dengan Jokowi!
2. Melemahkan institusi demokrasi. Mulai pembungkaman orang-orang yang kritis terhadap rezim dan negara melalui Undang Undang ITE hingga cawe-cawe dalam pemilu
3. Memberi akses dan fasilitasi TNI ke ranah sipil. Membuka kembali akses politik untuk masuknya TNI (Tentara Nasional Indonesia) untuk ikut dalam peran urusan sipil. Tidak hanya TNI namun juga apparat kepolisian menjadi institusi atau isntrumen Jokowi untuk melemahkan demokrasi.
4. Konflik Papua tak pernah selesai.
5. Runtuhnya sistem Pendidikan
6. Watak patron-klien kepolisian. Memperkuat Geng Solo di Trunojoyo
7. Politisasi Kejaksaan
8. Pelemahan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
9. Kegagalan penanganani pelanggaran HAM berat
10. Karut marut mengelola APBN. Berbagai dana digunakan untuk kepentingan politik, pencitraan, infrastruktur, dan bantuan sosial secara ugal-ugalan, seenak keinginan Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Sudah Layak Disandingkan dengan Pemimpin Korup di Dunia?
11. Runtuhnya independensi BI
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
12. Ketergantungan pada utang China
13. Pemaksaan IKN (Ibu Kota Negara). Ambisi hampa di IKN (dengan menampilkan tindkan gimik-gimik)
14. Gimik diplomasi luar negeri
15. Kerusakan Lingkungan
Baca Juga: Indikator Jokowi Layak sebagai Nominator Presiden Terkorup Dunia, Apa saja Itu?
16. Konflik agrarian
17. Kriminalisasi atas nama PSN (Proyek Strategis Negara). Jokowi secara otoriter menetapkan proyek masuk PSN tanpa ada konsultasi dengan berbagai komponen masyarakat. hal itu disebut Tempo sebagai fasilitas untuk para oligarki.
18. Kebebasan sipil menyempit
Sementara itu menurut Eep Saefulloh Fatah ada sekitar 5 dosa Jokowi yaitu: (1) memberangus KPK, (2) Jokowi, atau orang-orang sekelilingnya atau aparatur negara, semakin tidak sabar menghadapi orang orang kritis. Mereka yang kritis dibungkam dengan menggunakan Undang Undang ITE. (3) Jokowi melakukan pembiaran politisasi berlebihan aparatur negara, (4) memproduksi Undang Undang Cipta Kerja. Dan (5) eksekusi proyek IKN secara tergesa-gesa (Podcast Eep Saefulloh Fatah dalam Keep Talking, 21 September 2024).
Menurut Eep saat periode pertama rezim Jokowi, 2014-2019, disebut Periode Joko. Suatu periode rezim Jokowi yang masih bagus, tetapi Periode Kedua, 2019-2024, disebutnya sebagai Periode Widodo. Suatu periode buruk, otoritarian dan akhir periode yang penuh kegelisahan, intervensionis, dan melemahkan demokrasi. Ada perbedaan antara Periode Joko dan Periode Widodo. Ada ketegangan antara Periode Joko dan Widodo.
Di ujung Periode Widodo muncul bau nepotisme, berbentuk politik dinasti. Jokowi dianggap menabrak aturan dengan memaksakan anaknya yang belum cukup umur untuk menjadi calon wakil presiden, Gibran Rakabumi Raka. Menjadikan Gibran sebagai wakil presiden dengan politik cawe-cawe yaitu ikut campurnya birokrasi, aparat kepolisian, dan TNI, dan dibantu dengan dana bantuan sosial (bansos) triliunan rupiah untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran dalam pemilu 2024.
Penulis: Aribowo
Editor : Pahlevi