Pelajaran Bagi Indonesia: Nggak Ada Itu Makan Siang Gratis

author optikaid

- Pewarta

Selasa, 25 Feb 2025 06:58 WIB

Pelajaran Bagi Indonesia: Nggak Ada Itu Makan Siang Gratis


Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Optika.id - Kita sering mendengar frasa Tidak ada makan siang yang gratis atau Tidak ada yang namanya makan siang gratis. Frasa ini muncul pada tahun 1930-an yang persisnya berbunyi No such thing as a free lunch bermakna bahwa tidak mungkin mendapatkan sesuatu itu secara Cuma-Cuma.

Baca Juga: Itu Tidak Sesuai Fatsoen Politik

Frasa tersebut harus menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia dalam hal bantuan luar negeri yang sepertinya diberikan secara ikhlas tapi ternyata suatu negara yang memberi bantuan itu ujung-ujungnya ada pamrih nya atau ada mau nya. Pamrih itu berupa tekanan politik, bisa berupa paksaan menguasai sumber daya alam dsb.

Hal tersebut terjadi pada negara Ukraina yang sedang berperang melawan Rusia dan berada di pihak yang kalah. Namun pihak Amerika Serikat dibawah pemerintahan Joe Biden dan sekutunya negara-negara Eropa terus menggelontorkan bantuan kepada Ukraina berupa persenjataan militer canggih, penasihat militer, pelatihan militer bahkan ada tentara nya yang ikut berperang, juga berupa dana untuk kelangsungan pemerintahan Ukraina. Bantuan -bantuan itu jumlahnya milyaran dolar,

Namun Presiden Ukraina Zelensky terkejut bukan kepalang karena Presiden Amerika Serikat yang sekarang Donald Trump tiba-tiba mengancam, menekan dan mengatakan pada hari Sabtu tanggal 22 Februari 2025 bahwa dia memaksa mendapatkan kembali uang bantuan miliaran dolar yang dikirim untuk mendukung perang Ukraina melawan Rusia dalam bentuk penguasaan sumber daya alam. Zelensky terkejut karena merasa bahwa uang milyaran dolar dari AS itu adalah bantuan bukan utang.

Baca Juga: Sampai Kapan US$ Menguat Terhadap Rupiah?

Ancaman Trump itu persisnya "Donald Trump has said a deal for Ukraine's rare earth metals is pretty close" and the US is targeting "anything we can get" in exchange for the aid it's provided." (Donald Trump mengatakan kesepakatan untuk logam langka Ukraina "cukup dekat" dan AS menargetkan "apa pun yang bisa kita dapatkan" sebagai imbalan atas bantuan yang diberikannya., Donald Trump ngotot apapun bentuk kembalian dari Ukraina akan diterima seperti logam langka, minyak, gas dan sebagainya.

Trump mengatakan pada sebuah konferensi bahwa dia bertekad untuk mendapatkan pengembalian miliaran dolar perangkat keras militer dan bantuan lainnya. "Saya ingin mereka memberi kami sesuatu untuk semua uang yang kami kumpulkan," kata Trump pada konferensi CPAC. "Jadi kami meminta tanah jarang/logam langka dan minyak - apa pun yang bisa kami dapatkan!". Dia mengklaim negara-negara Eropa telah memberikan bantuan mereka sebagai pinjaman tetapi AS tidak melakukannya - yang berarti mereka harus mendapatkan kompensasi.

Trump mengklaim AS telah memberikan bantuan kepada Ukraina $ 350 miliar, tetapi beberapa badan internasional - seperti Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia - memperkirakan itu sekitar $ 120 miliar.

Seperti diketahui Logam tanah jarang/langka atau rare earth adalah unsur yang digunakan dalam barang-barang berteknologi tinggi seperti ponsel dan kendaraan listrik. Permintaan meningkat tetapi ada kekhawatiran atas ketersediaan di masa depan. Ada yang mengatakan bahwa logam langka atau rare earth ini bermanfaat untuk pembuatan hard drive dan kereta api. Selain itu, rare earth juga penting untuk teknologi hijau termasuk turbin angin dan kendaraan listrik. Beberapa peralatan militer penting seperti sistem panduan rudal juga menggunakan material tersebut sebagai bahannya.

Ancaman Trump di atas juga di kemukakan oleh pejabat tinggi negosiator AS yang menekan Ukraina untuk akses penguasaan mineral penting Ukraina dengan ancaman kemungkinan memotong akses negara itu ke sistem internet satelit Starlink milik Elon Musk yang vital, Starlink menyediakan konektivitas internet penting ke Ukraina dan militernya untuk digunakan dalam pertempuran melawan Rusia.

Indonesia yang lebih kaya sumber daya alamnya dibandingkan Ukraina karena memiliki nikel, batubara. minyak, gas bumi, emas, timah, bauxite, sumber panas bumi atau geothermal, karet, kayu dan sebagainya perlu hati-hati dalam menerima bantuan dari luar negeri agar tidak terjadi hal-hal seperti yang menimpa negara Ukraina itu dimana negaranya sudah hancur lebur, hampir satu juta tentaranya tewas, 2 juta orang lebih mengungsi keluar negeri, ekonominya kolap ke titik nadir tapi masih ditekan untuk menyerahkan kekayaan alamnya kepada si pemberi bantuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Baca Juga: Lho Gak Bahaya Ta?

Bentuk tekanan itu ibarat perampok atau begal yang memaksa korbannya menyerahkan apapun yang dia punya serahkan apapun yang ada di bajumu, disakumu, dompet mu, arlojimu, sepatumu apapun!!!, Anything we can get!!!

Dalam dunia politik nasional kita kejadian seperti ancaman Trump meminta kembalian bantuan ke Ukraina itu juga terjadi. Misalnya oligarki yang menggelontorkan dana triliunan Rupiah kepada seseorang dalam Pilpres dan menjadikannya seseorang itu menjadi Presiden oligarki itu tentu meminta kembalian balas budi dalam bentuk pemberian status Proyek Nasional Strategis di wilayah yang akan dibangun menjadi kawasan perumahan elit.

Wallahu alam.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU