Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Optika.id - Dunia mengecam pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk merelokasi seluruh bangsa Palestina keluar negara-negara lain dengan menyebutnya negara Mesir dan Yordania. Presiden Donald Trump mengatakan di depan para wartawan di Washington bahwa Amerika Serikat akan mengambil alih daratan Palestina baik Gaza dan West Bank setelah Israel "membersihkannya".
Usulan Presiden AS Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ke negara lain dan menempatkan kantong Palestina di bawah kendali AS adalah "melanggar hukum, tidak bermoral dan sama sekali tidak bertanggung jawab," kata Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Palestina yang Diduduki pada hari Rabu tanggal 5 Februari 2025.
Baca Juga: Singapura Menolak Campur Tangan Asing Dalam Pemilu
Berbicara pada konferensi pers di Kopenhagen, ibu kota Denmark, Francesca Albanese mengutuk proposal itu dan memperingatkan bahwa itu akan memperburuk krisis regional, Anadolu Agency melaporkan. "Ini melanggar hukum, tidak bermoral dan sama sekali tidak bertanggung jawab ... apa yang dia usulkan adalah omong kosong," kata Albanese. "Ini adalah hasutan untuk melakukan pengungsian paksa, yang merupakan kejahatan internasional," tambahnya.
Israel sebagai sekutu abadi Amerika Serikat sejak insiden 7 Oktober itu melakukan penyerbuan dan pemboman setiap hari dengan alasan untuk menghancurkan faksi perlawanan Hamas. Alasan itu tidak punya dasar yang logis karena yang dibom dan dihancurkan Israel itu bukanlah instalasi militer Hamas, namun seluruh gedung-gedung pemukiman penduduk, Masjid, Gereja, seluruh Rumah Sakit, Sekolah-Sekolah dan Perguruan Tinggi, tempat pengungsian dsb yang menyebabkan 47.000 orang lebih mati menjadi syuhada dimana lebih dari 40% nya adalah anak-anak kecil dan wanita.
Tindakan Israel itu sejatinya adalah genosida karena Israel ingin melakukan ethnic cleansing atau pembersihan etnis bangsa Palestina dimuka bumi ini. Pengadilan Internasional yang berada di Den Haag Belanda sudah memutuskan bahwa Israel jelas-jelas salah melakukan genosida itu.
Hampir semua negara di dunia ini mengecam pendudukan Israel atas bangsa Palestina sejak tahun 1947 dan pendudukan, penjajahan itulah merupakan penyebab utama bangsa Palestina melakukan perlawanan terhadap Israel. Seperti biasanya negara barat sekutu Amerika Serikat seperti Inggris membela tujuan jahat Israel itu dengan secara rutin mengirimkan bantuan kepada Israel berupa senjata-senjata canggih untuk membunuh warga Palestina.
Baca Juga: UNUSA yang Inklusif
Amerika Serikat dan sekutunya negara-negara barat selalu menggunakan alasan pembenaran bahwa Israel mempunyai hak untuk "melindungi diri". Alasan hak "self defense" itu tidak masuk akal karena genosida yang dilakukan secara brutal oleh Israel itu tidak memandang bulu termasuk kepada para wanita hamil, anak-anak, orang tua, dokter, perawat dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bahkan tentara Israel IDF sengaja mencabut alat selang infuse yang dipasang ditubuh orang sakit dan menghancurkan gardu-gardu listrik Rumah Sakit yang mengakibatkan para dokter tidak bisa melakukan tindakan operasi kepada para pasien yang parah kondisi kesehatannya dan kepada para ibu yang melahirkan bayi.
Usulan Donald Trump untuk mengusir semua bangsa Palestina dari tanah airnya sebenarnya sudah lama sejak dia menjadi Presiden Amerika Serikat tahun 2016. Menantunya Jared Kushner yang keturunan Yahudi itu pernah mengatakan bahwa wilayah Palestina bisa dibangun perumahan-perumahan mewah, hotel, kondominium mewah, tempat-tempat kasino untuk turis dan sebagainya.
Baca Juga: Indonesia Mendekat Pada China
Kushner dikabarkan telah menggandakan kepemilikan sahamnya di sebuah perusahaan keuangan Israel yang akan mendapatkan keuntungan dari perluasan permukiman Israel di Palestina beberapa jam sebelum pengumuman kesepakatan gencatan senjata Gaza, pada Rabu, 15 Januari 2025.
Genosida itu tidak hanya tindakan pembunuhan semua orang secara masif, namun pengusiran secara paksa sebuah bangsa dari tanah airnya itu juga merupakan tindakan genosida. Karena itu betul pernyataan utusan Rapporteur atau Pelapor PBB di atas bahwa usulan Trump mengusir bangsa Palestina itu merupakan usulan yang tidak bermoral.
Editor : Pahlevi