Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Optika.id - Di berbagai pemberitaan media tanah air pada hari Saptu tanggal 18 Januari 2025 ada berita yang penting yang hebohnya tidak kalah pentingnya dengan pemberitaan tentang kesepakatan gencata senjata antara Israel dan Hamas. Berita yang heboh itu adalah presiden Prabowo memerintahkan pembongkaran pagar laut di pantai Tangerang sepanjang 30,16 km yang sampai sekarang belum disebutkan secara transparan siapa pemilik bangunan pagar laut yang misterius itu.
Saya pribadi mendengar berita pembongkaran itu dengan rasa terkejut karena kok sampai pemimpin negara paling tinggi, Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI yakni presiden yang memerintahkan pembongkaran itu. Kenapa bukan pejabat atau lembaga negara yang dibawah presiden yang melakukan perintah pembongkaran itu. Bukankah perintah pembongkaran pagar laut oleh seorang presiden itu ibarat "menembak lalat dengan dengan menggunakan Meriam" maknanya ketinggian" atau terlalu tinggi seorang presiden sampai memberi perintah seperti itu.
Ataukah para pejabat dan lembaga negara yang dibawah presiden itu "takut" dengan pemilik bangunan pagar laut itu yang dianggap seseorang yang paling kaya di negeri ini dan mampu membeli apa saja termasuk pengaruh, kepentingan dan kekuasaan; sehingga meskipun mereka itu sudah tahu kalau seseorang ini sudah membangun pagar laut di pantai Tangerang itu sejak Agustus 2024 lalu, tapi di depan publik saling melontarkan tanggung jawab bahwa masing-masing mereka mengaku tidak tahu adanya bangunan pagar laut tersebut.
Baca Juga: Itu Tidak Sesuai Fatsoen Politik
Sikap ketidaktahuan pejabat-pejabat itu tidak diterima nalar masyarakat Indonesia yang sudah semakin pintar ini. Bayangkan pembangunan yang melibatkan ratusan orang, mobil, truk, alat berat yang menderu-deru setiap malam dengan teriakan-teriakan mandor dan pekerja selama berbulan-bulan itu tidak diketahui oleh semua aparat negara. Masak pembangunan pagar laut itu seperti legenda pembangunan candi Prambanan yang semalam saja sudah jadi.
Seperti diketahui Komandan Pangkalan Utama AL (Danlantamal) III Jakarta Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto didepan awak media mengatakan pembongkaran pagar laut di kawasan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten dilakukan atas perintah Presiden Prabowo Subianto. "Kami hadir di sini atas perintah dari presiden RI melalui Kepala Staf AL membuka akses terutamanya, bagi para nelayan yang akan melaut," kata Harry saat ditemui di Pos AL Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu.
Brigjen Harry menjelaskan, pagar tersebut harus dibongkar karena mengganggu aktivitas nelayan dalam mencari nafkah. Selain itu, pagar laut tersebut dianggap ilegal karena dibangun tanpa izin yang jelas. Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) III Jakarta Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto menyampaikan bahwa beberapa pasukan khusus yang terlibat adalah Komando Pasukan Katak (Kopaska), Korps Marinir, dan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair).
Baca Juga: Lho Gak Bahaya Ta?
"Dari 600 orang (yang terlibat pembongkaran pagar laut di Tanjung Pasir) ada (prajurit) dari Lantamal III Jakarta, kemudian ada Dislambair, kemudian Satuan Kopaska, Diskes, dan Pomal," terang Harry. Pak Brigjen juga mengatakan bahwa para nelayan juga ikut terlibat pembongkaran pagar laut dengan anggota TNI AL.
Saya sampai mengelus dada..sebegitu takutnya "negara" dengan satu orang oligarki yang diduga pemilik bangunan pagar laut untuk kepentingan pembangunan kawasan wisata sehingga negara sampai menerjunkan 600 adik-adik TNI AL dimana sebagiannya adalah anggota pasukan elit atau khusus TNI AL yang terkenal di dunia itu.
Saya membayangkan kalau tidak ada perintah langsung dari presiden, apakah pembangunan pagar laut itu tetap dibiarkan; dan kalau dibiarkan maka pihak-pihak pemiliki modal bisa jadi akan membangun pagar serupa di pantai-pantai di nusantara yang panjangnya sekitar 95 ribu km lebih atau terpanjang kedua di dunia setelah negara Kanada.
Editor : Pahlevi