Lembaga yang Membuka Kejahatan Kepala Negara

author Pahlevi

- Pewarta

Minggu, 05 Jan 2025 08:19 WIB

Lembaga yang Membuka Kejahatan Kepala Negara


Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Optika.id - Saya ketika membaca berita yang viral bahwa mantan presiden kita pak Jokowi dinobatkan oleh OCCRP sebagai salah satu finalis pemimpin negara yang melakukan kejahatan korupsi saya tertarik untuk mencari tahu apa itu OCCRP. Di laman lembaga ini bisa kita ketahui bahwa OCCRP OCCRP salah satu organisasi jurnalisme investigasi terbesar di dunia, berkantor pusat di Amsterdam Belanda dan memiliki  staf di enam benua.

Lembaga ini didirikan oleh wartawan investigasi veteran Drew Sullivan dan Paul Radu pada tahun 2007, OCCRP memulai aktivitasnya di Eropa Timur dengan beberapa mitra dan telah tumbuh menjadi kekuatan utama dalam jurnalisme investigasi kolaboratif, menjunjung tinggi standar tertinggi untuk pelaporan kepentingan publik.
 
Tim OCCRP mencakup editor, peneliti, insinyur data, spesialis keamanan, administrator, dan teknolog, masing-masing dengan bidang keahlian mendalam tertentu. Baik itu membangun alat teknologi baru untuk penyelidikan atau menciptakan cara baru untuk berkolaborasi lintas batas..
 
Proyek Pelaporan Kejahatan dan Korupsi Terorganisir (OCCRP) baru-baru ini mengumumkan Bashar al-Assad mantan Presiden Suriah sebagai "Person of the Year" 2024, sebuah penghargaan yang menyoroti individu yang telah berbuat paling banyak untuk memajukan kejahatan dan korupsi secara global sehingga merusak demokrasi dan hak asasi manusia.

Baca Juga: Itu Tidak Sesuai Fatsoen Politik

Pihak OCCRP mengakui telah membuat panggilan umum untuk nominasi dan menerima lebih dari 55.000 pengajuan, termasuk beberapa tokoh politik paling terkenal bersama dengan individu yang kurang dikenal. 
 
Ketika menentukan seorang pemimpin negara terlibat korupsi pihak OCCRP mengakui tidak memiliki kendali atas siapa yang dinominasikan, karena saran datang dari orang-orang di seluruh dunia. Ini termasuk pencalonan mantan presiden Indonesia Joko Widodo, yang dikenal sebagai Jokowi. OCCRP termasuk dalam nominasi "finalis" yang mengumpulkan dukungan online paling banyak dan memiliki beberapa dasar untuk dimasukkan. 

Baca Juga: Sampai Kapan US$ Menguat Terhadap Rupiah?

OCCRP pun mengakui tidak memiliki bukti bahwa Jokowi terlibat korupsi untuk keuntungan finansial pribadi selama masa kepresidenannya, Namun, kelompok masyarakat sipil dan para ahli mengatakan bahwa pemerintah Jokowi secara signifikan melemahkan komisi anti-korupsi Indonesia. Jokowi juga dikritik secara luas karena merusak lembaga pemilu dan peradilan Indonesia untuk menguntungkan ambisi politik putranya, yang sekarang menjadi wakil presiden di bawah presiden baru Prabowo Subianto.
 
Berbagai media malaporkan bahwa selain nama Bashar Al Asaad dan Jokowi OCCRP juga mencantumkan nama-nama Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, dan pengusaha India Gautam Adani. Para pemimpin negara itu merupakan pemimpin negara dari pihak kawasan Selatan atau the Global South.
 
Meskipun OCCRP menjelaskan bahwa lembaganya adalah lembaga non profit yang independent, namun saya belum melihat lembaga ini juga menyelidiki para pemimpin negara barat terutama Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa dan menominasikan diantara mereka itu sebagai finalis pemimpin negara yang terkorup; karena jujur para pemimpin negara maju itu bukannya orang-orang yang bersih dari kepentingan baik politik, militer, ekonomi, bisnis dan kepentingan pribadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Baca Juga: Lho Gak Bahaya Ta?

Selain itu seluruh media dan pemimpin barat mengakui bahwa Ukraina merupakan negara yang paling korup di benua Eropa, namun Presidennya Volodymyr Zelenskyy tidak termasuk dalam nominasi OCCRP itu.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU