Optika.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Imran Pambudi menyebut jika pihaknya akan memastikan setiap orang bisa mendapatkan pelayanan pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta penaggulangannya harus dilakukan menurut siklus kehidupan.
Untuk menyukseskan program tersebut, pihaknya bersama pemerintah berfokus pada sejumlah program misalnya Pencegahan Penularan dari Ibu dan Anak, pemberian obat ARV (PrEP), Pengentasan TB-HIV serta Integrasi Pencatatan HIV-IMS. Pasalnya, setiap tahunnya pihaknya masih menemukan anak dengan HIV yang menunjukkan bahwa upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak mesti diperkuat lagi.
Baca Juga: Kesehatan dan Alkohol: Apa yang Harus Anda Ketahui?
Tantangan besar lainnya dalam penanggulangan HIV/AIDS adalah infrastruktur belum optimal dan merata di setiap daerah, regulasi dari berbagai sektor belum mendukung percepatan pengendalian HIV, serta masih dirasakannya stigma dan diskriminasi, kata Imran, dalam keterangannya, dikutip Optika.id, Rabu (6/12/2023).
Kemenkes, ujar Imran, telah mencatat bahwa ada 285.381 orang dengan HIV yang mendapatkan pengobatan ARV dan masih hidup sampai saat ini sejak tahun 2004 hingga November 2023 ini. Akan tetapi, sebanyak 26% atau setara dengan 75.860 orang diketahui tidak mendapatkan tindak lanjut atau loss to follow up. Tak hanya itu, sebanyak 233 orang juga berhenti mendapatkan obat ARV padahal obat itu harus dikonsumsi selama seumur hidup. Sementara itu, jumlah orang dengan HIV yang masih mendapatkan pengobatan ARV tercatat sebanyak 209.288 orang.
Di sisi lain, Imran mengatakan bahwa telah terjadi penurunan infeksi baru HIV sebesar 54% yang disebabkan oleh dampak akselerasi pengendalian yang berfokus pada intervensi pencegahan dan ekspansi berskala besar terapi ARV. Akan tetapi, pihaknya menyadari bahwa penurunan infeksi baru tersebut masih belum mencapai target penurunan yang diharapkan.
Baca Juga: Kenali Penyebab Kesemutan pada Wajah dan Waktu yang Tepat untuk Konsultasi
Selain itu, pencapaian penurunan infeksi baru ini masih belum diiringi dengan penurunan kematian akibat AIDS, tutur dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk diketahui, berdasarkan data September 2022 dari SIHA 2.1, capaian target 95-95-95 persen penanggulangan HIV di Indonesia dinilai masih belum optimal. Pasalnya, dari data tersebut, 88% ODHIV hidup baru mengetahui statusnya, sementara 40% ODHIV hidup yang mengetahui status dan sedang mendapatkan pengobatan ARV dan 33% sisanya sedang dalam pengobatan ARV yang virusnya tersupresi.
Baca Juga: Kemenkes Ungkap Tingkat Candu Judi Online Tanah Air hingga Gangguan Mental!
Diperlukan dukungan semua pemangku kepentingan untuk mengatasi tantangan tersebut, baik oleh pemerintah Pusat dan daerah, akademisi/praktisi, masyarakat, komunitas, swasta, dan media di sektor kesehatan dan di luar sektor kesehatan, jelasnya.
Editor : Pahlevi