Tak Banyak Dikenal, Ini Penyebab Utama Kanker Kepala dan Leher

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Rabu, 30 Agu 2023 13:28 WIB

Tak Banyak Dikenal, Ini Penyebab Utama Kanker Kepala dan Leher

Optika.id - Kanker kepala dan leher mungkin belum begitu banyak dikenal oleh orang-orang, baik mengenai informasi, hingga seputar jenis kanker. Apabila dibandingkan dengan kanker payudara, serviks, paru, kanker kepala dan leher memang belum banyak dikenal. Padahal, jumlah penderita yang mengalaminya juga tidak sedikit. Untuk diketahui, kanker jenis ini lebih menyasar kepada laki-laki dibanding perempuan.

Baca Juga: Tahun Ini, Tanam Tembakau Lamongan Terus Meluas!

Berdasarkan data dari Global Burden of Cancer Study (Globocan) pada tahun 2020 lalu, jumlah kanker kepala dan leher di dunia mencapai angka 932 ribu kasus yang tercatat. Bahkan, kanker ini menjadi penyebab kematian urutan ketujuh di dunia.

Menurut dokter spesialis bedan onkologi dna doctor Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Diani Kartini, penyebab utama dari penyakit ini adalah tembakau atau rokok serta konsumsi alcohol dalam dosis tinggi nan berlebihan. Adapun rokok atau tembakau yang dimaksud mencakup rokok linting (tingwe/linting dewe), cerutu, pipa, hingga tembakau kunyah yang dikonsumsi secara rutin.

Tembakau adalah faktor risiko paling besar untuk kanker kepala dan leher, termasuk kebersihan mulut, ujar Diani dalam keterangannya, Rabu (30/8/2023).

Untuk diketahui, kanker kepala dan leher ini merujuk pada istilah yang digunakan untuk mendefinisikan kanker yang berkembang di mulut, tenggorokan, kelenjar ludah, hidung, atau area-area lain di kepala dan leher. Biasanya kanker ini muncul di sel skuamosa yang mencakup tenggorokan (faring), mulut, dan kotak suara (laring).

Pengobatan kanker ini bisanya menimbulkan beberapa efek samping seperti mengganggu kemampuan penderitanya untuk menelan, makan, dan bernapas karena lokasinya yang terletak di saluran pernapasan. Adapun menurut Diani, jenis kanker kepala dan leher yang banyak dialami oleh orang di Inodnesia adalah kanker tiroid, nasofaring, dan rongga mulut.

Tiroid gejalanya adalah adanya benjolan di leher, kalau kanker rongga mulut jumlahnya lebih sedikit tapi ini serius, salah satu cirinya adalah sariawan yang tak kunjung sembuh bisa lebih dari dua minggu, papar Diani.

Di sisi lain, konsumsi alkohol secara rutin dan berlebih juga menyumbang risiko terbesar penyebab kanker kepala dan leher ini. Maka dari itu, untuk mencegahnya Diani menganjurkan masyarakat agar lebih peduli dengan kesehatan diri daripada mengedepankan gaya hidup dan kepuasan sementara. Hindari merokok atau mengomsumsi produk tembakau dan minuman beralkohol, menjaga pola hidup sehat dan olahraga rutin juga merupakan solusi terbaik dari segala penyakit.

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmi Larang Penjualan Rokok Eceran!

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagai informasi, Indonesia menempati posisi ketiga setelah India dan China dengan prevalensi perokok terbanyak di dunia. Berdasarkan catatan dari Statistia Consumer Insights, pada tahun 2021 lalu terdapat sekitar 112 juta perokok aktif di Indonesia dan pada tahun 2030 jumlah ini diproyeksikan akan terus bertambah menjadi 123 perokok.

Hal ini juga diperjelas pada tahun 2018, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, sebanyak 62,9% laki-laki Indonesia usia di atas 15 merokok secara aktif.

Cara Sederhana Periksa Kanker Kepala dan Leher

Melihat hal tersebut, dirinya pun memberikan langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk memeriksa gejala kanker kepala dan leher di rumah secara mandiri.

Baca Juga: Mengungkap Mysophobia: Ketakutan Ekstrem terhadap Kotoran

Misalnya untuk kanker rongga mulut, kita bisa memeriksa bagaimana kesehatan gigi kita, dengan berkaca membuka mulut dan melihat adakah anatomi yang berbeda dari sebelumnya, kemudian kita bisa juga menggunakan dua jari kita raba dalam mulut ada benjolan atau tidak, jelasnya.

Indikasi lain penyakit kanker di rongga mulut adalah sariawan yang tak kunjung sembuh. Untuk itu, apabila sariawan terus berlangsung hingga lebih dari dua minggu Diani menganjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Sementara untuk gejala tiroid, menurut Diani, cukup mudah untuk dideteksi, yakni hanya meraba area leher dengan kedua tangan. Apabila menemukan adanya benjolan, maka harus segera berkonsultasi dengan dokter.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU