Optika.id - Istilah yang tidak asing belakangan ini namun menjadi persoalan yang cukup serius adalah bullying atau perundungan. Kasus perundungan atau bullying ini pun banyak menimpa anak-anak muda di berbagai wilayah di Indonesia.
Baca Juga: KPPPA Minta Kasus Perundungan Sekolah Internasional Binus Diselesaikan dengan UU Pidana Anak
Secara singkat, bullying adalah pengalaman yang muncul atau terjadi tatkala seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain dan dia merasa takut apabila perilaku tersebut akan terulang kembali sehingga dirinya merasa terancam. Sedangkan, dia sebagai korban tidak berdaya untuk mencegahnya karena beberapa alasan.
Bullying bisa terjadi kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja. Akan tetapi yang sering terjadi adalah ketidaktahuan dari korban dan lingkungan itu sendiri perihal bagaimana mencegah dan menyikapi tindak bullying.
Lantas, dari kasus yang viral mengenai perundungan yang telah memakan korban, apa yang harus dilakukan untuk mencegah serta mengatasi perilaku bullying ini?
Menurut dokter spesialis kedokteran jiwa RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Anggia Hapsari dalam keterangannya, Senin (31/7/2023), berikut tips yang bisa diambil:
Segera Bertindak, dan Lakukan Sesuatu!
Perundung biasanya menggoda, mengejek dan mengancam. Baik fisik maupun verbal. Apabila hal tersebut terjadi, maka lakukan kontak mata dengan tenang lalu katakana tidak dengan jelas padanya. Katakan juga pada pelaku tadi bahwa Anda tidak suka dengan perilaku yang diterima serta katakana dengan tegas bahwa hal tersebut harus segera dihentikan.
Prosesnya mungkin akan susah, namun tidak salahnya menjadi berani agar harga diri dan keselamatan diri tidak diinjak-injak. Karena, apabila Anda merasa takut, hal tersebut akan menyenangkan pelaku dan akan mengulang perbuatannya.
"Si perundung biasanya berusaha untuk mengalahkan orang yang mereka bully. Jika Anda tampak tidak takut, dia akan menyerah dan meninggalkan Anda. Jangan meminta si perundung untuk menghentikan tindakannya dengan berteriak, itu malah akan memprovokasi dia agar mendapatkan reaksi yang lebih keras," kata Anggia dalam keterangannya.
Baca Juga: Bullying Terjadi Lagi, FSGI: Sekolah Tak Boleh Cuci Tangan dan Main Aman
Diserang Melalui Daring? Jangan Tanggapi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Apabila Anda mendapatkan perundungan dari seseorang melalui media sosial, SMS, surel (e-mail) atau media lainnya, cuek saja dan jangan ditanggapi. Provokasi hanya akan memperburuk situasi, terlebih lagi jika si perundung anonim atau orang yang tidak dikenali.
Simpan pesan yang berisikan ancaman, ejekan, dan lain sebagainya sebagai bukti perundungan, alih-alih menanggapi pelaku. Segera blokir akses media sosial perundung, dan ubah pengaturan akun agar sulit dijangkua atau ditemukan secara daring. Untuk menghindari hal ini dan agar aman, perketat juga pengaturan privasi akun media sosial.
Jangan Sungkan Cari Bantuan dari Luar
Langkah berikutnya adalah, agar bullying tidak mencampuri dan berdampak pada kehidupan secara negatif, jangan sungkan untuk mencari pertolongan pada orang yang bisa dipercaya misalnya pembimbing, kepala sekolah, orang tua, atau teman.
Baca Juga: Ada Topeng Bobrok dalam Pamer Kemesraan di Media Sosial
Harapannya agar bullying yang diterima bisa dihentikan sesegera mungkin. Langkah yang bisa diambil adalah dengan mengadakan mediasi, atau menghukum pelaku bullying. Apabila tidak berhasil, korban bisa melaporkan perundungan di dunia maya pada penyedia layanan internet, mengambil langkah hukum, atau membuat kasusnya viral.
Karena sekarang ada istilah no viral, no justice ya. apalagi kasus perundungan ini dianggap sebelah mata dan enteng. Padahal, dampaknya luar biasa bagi korban, jelas Anggia.
Sementara itu, anak-anak juga perlu dibekali dengan memiliki titik kontrol diri oleh orang tua masing-masing sehingga mereka bisa menentukan bagaimana perasaan mereka secara kognitif, dan menerima diri mereka apa adanya.
Alasannya karena anak-anak yang mengalami perundungan sering menyalahkan diri mereka sendiri karena tidak mampu menangani perundungan atas dirinya.
Editor : Pahlevi