Optika.id - Terdapat sebanyak sembilan orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka setelah jet tempur Rusia membom sebuah kota di Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak Suriah, Senin (26/6/2023).
Baca Juga: Indonesia Resmi Gabung BRICS, Rusia Antusias Menyambut
Pasar buah dan sayuran merupakan salah satu titik yang terdampak atas serangan di kota Jisr al-Shughur pada Minggu (25/6/2023) lalu. Saksi menyebut serangan rudal itu menghantam pasar ketika kondisi sedang ramai.
Seorang saksi, Ahmad Rahhal, menyebut bahwa kondisi pasar menjadi hancur dan banyak darah bersimbah di tanah.
"Sekitar 30 menit setelah penyerangan, saya pergi ke lokasi. Saya melihat gerobak berisi tomat berserakan di tanah dan ada darah di mana-mana," terang Ahmad Rahhal.
Ini merupakan hari kedua serangan udara di daerah tersebut menjelang tibanya hari raya Idul Adha. Selama empat hari sebelumnya juga sempat terjadi tembakan artileri di kota tersebut.
Baca Juga: Rezim Bashar Al-Assad Runtuh, Israel Peringatkan Suriah Tak Dekati Iran
Seorang pemantau lokal menyebut dua pesawat Su-24 Rusia menargetkan kota Idlib, kota Benin dan daerah pegunungan al-Arbeen dengan lima serangan. Sementara Su-34 Rusia menghantam pasar di Jisr al-Shughur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ahmed Yazji, Dewan Direksi Pertahanan Sipil Suriah, menyebut rezim Suriah dan serangan Rusia di wilayah itu telah mengalami peningkatan eskalasi dalam beberapa hari terakhir.
Presiden Suriah Bashar al-Assad maupun pasukan Rusia, terus menambah serangan hingga warga setempat kesulitan menyelamatkan para korban yang tewas dan yang terluka.
Baca Juga: Rezim Bashar al-Assad Runtuh, Siapa Pemimpin Baru Suriah?
Pasukan Suriah, yang didukung oleh Rusia, juga menembaki pinggiran kota Sarja dan Al-Rawihah di selatan Idlib.
Selama enam hari berturut-turut ini terjadi pengeboman tanpa henti di beberapa bagian barat laut Suriah, yang terletak di sepanjang perbatasan dengan Turki. Damaskus dan Moskow di masa lalu mengklaim bahwa mereka hanya menargetkan kelompok pemberontak dan bukan warga lokal.
Editor : Pahlevi