Optika.id - Tak hanya foto, kata Hengki, buku Surabaya Mbois juga berisikan essay yang ditulis oleh jurnalis seniorSurabayayakni Heti Palestina Yunani.
Dalam proses pengerjaannya hanya melalui email danwhatsAppkarena dia berada di Australia. Pun, Hengki mengucapkan terima kasih kepada koleganya di Indonesia yang telah membantu menyelesaikan project buku Surabaya Mbois ini.
Saat itu saya sedang berada di Australia, tetapi syukurnya buku ini selesai karena bantuan teman-teman juga di Indonesiadan buku ini sebagai hadiah buat umur 60 tahun saya, katanya, Selasa (28/3/2023).
Selain itu, Hengki mengatakan buku Surabaya Mbois dipersembahkan untuk Kota Surabaya dan tidak dijual secara komersial. Buku Surabaya Mbois juga dicetak secara terbatas dan profitnya akan didonasikan ke komunitas Disabilitas Berkarya Surabaya.
Buku ini tidak komersil, walaupun buku pertama dan kedua saya komersil. Nantinya, hasil penjualan buku Surabaya Mbois ini akan saya donasikan untuk komunitas Disabilitas Berkarya, katanya.
Sementara itu, Leo Arif Budiman pendiri Disabilitas Berkarya mengatakan sejak 2016 dia mengajar fotografi sebagai kegiatan selingan untuk anak-anak disabilitas yang tinggal di Pondok Sosial Kalijudan Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Komunitas Disabilitas Berkarya memiliki 5 anak didik spesial. Omay yang mengidap down syndrome dan empat kawannya yang bisu tuli, yakni Pina, Kiking, Mukidi, dan Jacky.
Saya membuktikan bahwa anak yang memiliki keterbatasan pun bisa berkarya asal diberi ruang dan kesempatan yang sama, kata Leo.
Leo mengucapkan terima kasih kepada Hengki Setiawan atas atensi yang diberikan kepada komunitas Disabilitas Berkarya. Nantinya, dana yang terkumpul akan digunakan untuk membuat buku kedua setelah buku pertama berjudul Tutur Mata pada tahun 2021.
Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada pak Hengki. Dana yang terkumpul akan kami gunakan untuk project buku kedua, pungkasnya.
Editor : Pahlevi