Optika.id-Kota Surabaya Eri Cahyadi kecewa dengan adanya sejumlah bangunan milik warga yang menutupi saluran air di perkampungan, sehingga dapat menyebabkan banjir serta merugikan masyarakat di kampung tersebut.
"Dulu got (salurannya) 40 cm, sekarang menjadi 20 cm, itu yang membuat banjir karena air tersumbat dan tidak bisa mengalir. Banjir ini bukan kesalahan Pemkot Surabaya, melainkan kesalahan warga yang tidak menjaga lingkungannya," kata Cak Eri panggilan lekatnya di Surabaya, Minggu (16/10/2022).
Baca Juga: Cuaca Surabaya 28 November: Panas Terik, Hujan Ringan, dan Potensi Petir di Malam Hari
Cak Eri mengaku persoalan tersebut diketahuinya saat dirinya menggelar forum Sambat Warga di Balai Kota Surabaya pada Sabtu (15/10/2022).
Oleh karena itu, Cak Eri meminta camat, lurah, RT/RW, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya untuk berembuk dan saling berkomunikasi mengenai persoalan tersebut.
"Saya minta semuanya dilakukan pengecekan di lapangan. Dicek sertifikat bangunan itu, kalau bangunan itu maju dan memakan ruas saluran, warga harus mundur. Kalau tidak mau mundur, tidak usah dibangun (salurannya), kami tertibkan dan diminta untuk mundur," ujar dia.
Sebab, kata dia, saluran dan sodetan tidak akan bisa berfungsi maksimal ketika masih ada rumah yang dibangun tanpa adanya saluran yang memadai. Jika masih ada persoalan tersebut, muncul genangan di perkampungan, rumah kavling dan perumahan ketika curah hujan sedang tinggi.
"Saya berharap, setiap ada warga yang membangun rumah, seperti di tanah kavling itu, minimal bikin saluran lebarnya 80 cm yang terkoneksi dengan rumah lainnya," kata dia.
Baca Juga: Banjir Parah di Greges Timur, Warga Desak Penanganan Cepat
Meski demikian, kata Cak Eri, Pemkot Surabaya berkomitmen untuk mengatasi persoalan banjir di Kota Pahlawan. Saat ini Pemkot Surabaya tengah menyelesaikan pengerjaan di 55 titik saluran dan sodetan yang akan selesai pada November 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk prosesnya telah mencapai 90 persen, karena sebagian besar saluran dan sodetan itu sudah bisa digunakan, hanya tinggal dirapikan dan pemasangan toping (penutup saluran).
"Karena kami harus mengkoneksikan antara saluran yang satu dengan yang lainnya. Insya Allah ini bisa mengurangi genangan di Kota Surabaya. Tempat-tempat yang biasanya ada genangan isya Allah akan berkurang," ujar Cak Eri.
Baca Juga: Haedar Nashir Hadiri Milad Seabad RS PKU Muhammadiyah Surabaya
Reporter: Angga Kurnia Putra
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi