Optika.id - SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) Pertamina di suatu daerah ini membuat heboh jagat dunia maya. Pasalnya terlihat dalam sebuah video yang beredar di media sosial menolak pembelian BBM subsidi Pertalite khusus untuk sepeda motor Suzuki Thunder.
Hal ini ramai jadi bahan perbincangan karena Pertalite sedang sulit didapat walau saat ini Pertamina belum menerapkan pembatasan pembelian dan seolah ada diskriminasi buat pemilik Thunder.
Baca Juga: Viral Uji RON Pertalite Cuma 86, Netizen Merasa Ditipu
Dalam video itu terlihat pihak SPBU Pertamina menempelkan semacam kertas pengumuman di dispenser Pertalite. Isi pengumuman itu yakni 'Mohon maaf tidak melayani pengisian Pertalite menggunakan motor Thunder atau motor modifikasi'.
Video itu diunggah @otomotifweekly di Instagram-nya, seperti dilihat Optika.id, Sabtu (6/8/2022), namun tak dijelaskan waktu dan lokasi kejadian.
Pihak Pertamina pun belum memberikan keterangan. Pihak Suzuki Indomobil Sales, distributor motor Suzuki di Indonesia juga belum merespons.
Diduga Gara-Gara Tangki Besar
Suzuki diketahui menjual dua jenis Thunder, yaitu Thunder mesin 250 cc sejak 1999 dan Thunder mesin 125 cc pada 2004.
Baca Juga: Jangan Panik! BBM di Jatim Masih Aman Hingga 30 Hari ke Depan
Penolakan SPBU Pertamina ini diduga karena kedua model Thunder itu punya kapasitas tangki BBM besar, yaitu 15 liter. Thunder dibekali tangki sebesar itu lantaran dirancang sebagai motor touring atau perjalanan jarak jauh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai perbandingan, motor sport Honda CB150R memiliki tangki 12 liter dan Yamaha Vixion 12 liter. Sedangkan untuk motor bebek maupun matic pada umumnya, tangki bahan bakar hanya tiga sampai lima liter.
Pihak SPBU Pertamina bisa jadi merasa tak adil bagi masyarakat lainnya bila pengguna Thunder bisa menampung 15 liter Pertalite sekali isi penuh.
Thunder sudah tidak lagi dipasarkan sejak 2015, salah satu alasannya pergeseran tren dan peraturan emisi gas buang semakin ketat.
Baca Juga: Ada Wacana Harga Pertalite dan Solar Naik, Ekonom UGM: Jangan Naikkan Tahun ini!
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi