Optika.id - Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan statement terkait ketegangan yang terjadi di perbatasan Ukraina. Seperti dilansir AFP, Rabu (2/2/2022), Putin menuduh pihak Barat, termasuk Amerika Serikat sejauh ini mengabaikan masalah keamanan Moskow. Dia menuding mereka hanya memanfaatkan Ukraina sebagai alat untuk menahan Rusia. Putin juga mengatakan pihaknya juga berharap adanya solusi dari ketegangan yang terjadi.
Putin menyampaikan pernyataan publik pertamanya selama berminggu-minggu tentang krisis yang dipicu oleh kekhawatiran akan invasi Rusia ke Ukraina. Menurutnya berbagai pihak meminta agar ada solusi tapi mengabaikan kekhawatirann Rusia tentang jaminan keamanan dari ekspansi NATO.
Baca Juga: BRICS Pertimbangkan Mata Uang Baru, Putin Tampilkan Uang Kertas Simbolis di KTT Kazan
"Sudah jelas bahwa kekhawatiran mendasar Rusia akhirnya diabaikan," kata Putin kepada wartawan setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban di Moskow.
Lebih lanjut, Putin menyampaikan kembali pihak Rusia menuntut jaminan keamanan yang mengikat secara hukum terhadap ekspansi NATO lebih lanjut dan penyebaran fasilitas serangan di dekat perbatasan Rusia, serta untuk kembalinya NATO ke posisi militer sebelum 1997. Dia menegaskan Amerika Serikat sebetulnya tidak terlalu peduli dengan keamanan Ukraina selama Rusia juga tidak berkembang.
"Tampaknya bagi saya bahwa Amerika Serikat tidak begitu peduli tentang keamanan Ukraina. Tugas utamanya adalah menahan perkembangan Rusia," kata Putin, menyebut Ukraina 'alat untuk mencapai tujuan ini'.
Meski demikian, Putin tetap berharap agar ada solusi terkait krisis yang terjadi. Meski, kata dia, solusi itu tidak akan sederhana.
"Saya berharap pada akhirnya kami akan menemukan solusi, meskipun tidak sederhana," kata Putin.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan AS sedang mengejar diplomasi untuk menyelesaikan krisis yang terjadi di sekitar Ukraina. Dia memperingatkan Rusia bahwa AS siap atas apa pun ancaman yang terjadi.
"Hari ini (Senin, 31/1/2022) di Perserikatan Bangsa-Bangsa, kami memaparkan sifat penuh ancaman Rusia terhadap kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial Ukraina, serta (pada) prinsip inti tatanan internasional berbasis aturan," kata Biden di Kantor Oval seperti dilansir AFP, Selasa (1/2/2022). Biden menuturkan AS terus mendesak jalan terbaik penyelesaiannya dengan cara diplomasi.
"Kami terus mendesak diplomasi sebagai jalan terbaik ke depan, tetapi dengan Rusia melanjutkan pembangunan kekuatannya di sekitar Ukraina, kami siap apa pun yang terjadi."
Sebelumnya, peringatan dilontarkan oleh Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Inggris, Andrey Kelin, terkait ketegangan antara negaranya dengan Ukraina dalam beberapa waktu terakhir. Kelin memperingatkan akan ada pertumpahan darah dan Rusia akan merespons, jika Ukraina mengerahkan pasukan militernya ke Donbass yang rawan konflik.
Tewaskan 14 ribu Orang Sejak 2014
Baca Juga: Ukraina: Ribuan Tentara Telah Menyerbu Kacaukan Rusia
Diketahui, seperti dilansir media Inggris, The Sun, Senin (19/4/2021), Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas semakin meningkatnya konflik di wilayah Donbass, Ukraina bagian timur, yang berbatasan langsung dengan Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tentara Ukraina bertempur dengan pasukan yang didukung Rusia dalam konflik, yang diklaim oleh Ukraina telah menewaskan 14 ribu orang sejak tahun 2014.
Bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan puluhan ribu tentara Rusia beserta persenjataannya ke perbatasan Ukraina, yang memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik militer.
Pengerahan ini dilakukan sekitar tujuh tahun setelah Rusia mencaplok Crimea dari Ukraina, dengan memanfaatkan kelompok separatis.
Kelin dalam pernyataan terbaru menegaskan bahwa Rusia tidak menginginkan konflik militer skala besar dengan Ukraina. Namun, dia juga menekankan bahwa respons Rusia tak terhindarkan jika Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengerahkan tentara ke wilayah Donbass.
"Jika pemerintah Ukraina memutuskan untuk mengerahkan tentara ke Donbass -- untuk memicu pertumpahan darah di sana dan untuk membunuh orang-orang Rusia -- maka tentu saja kita akan merespons," cetus Kelin dalam wawancara dalam Andrew Marr Show pada televisi terkemuka Inggris, BBC.
Baca Juga: Biden Tak Yakin Ada Transisi Damai Jika Trum Kalah!
Namun, saat ditanya jika dia menyakini Rusia dan Ukraina ada di ambang batas perang, Kelin menjawab, "saya kira tidak demikian."
Kelin juga menekankan bahwa Rusia 'tidak memiliki niat sama sekali' untuk menjadi 'agresif' terhadap Ukraina, dan menyatakan bahwa Kremlin 'berkomitmen penuh' pada perjanjian damai Minsk yang mengatur penghentian pertempuran di Donbass.
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi