Jurnalis Konstruktif di Era Disruptif, Seperti Apa itu?

Reporter : Pahlevi

Optika.id - Majelis Pustaka dan Informasi Digital (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya menggelar acara "Ngopi Bareng" Klikmu.co Jilid 3 dengan tema "Jurnalistik Konstruktif di Era Disruptif" pada Sabtu (18/1/2025) di Pusat Dakwah Muhammadiyah (Pusdam) Surabaya. Dengan tema Jurnalis Konstruktif di Era Disruptif memiliki tujuan meningkatkan profesionalisme, etika, dan moralitas jurnalis Muhammadiyah se-Surabaya.

Ngobar Jilid 3 ini menghadirkan tiga narasumber yang kompeten di bidangnya masing-masing: Dr Aribowo MS, Ketua MPID PWM Jawa Timur; Andi Hariyadi dari MPID PDM Surabaya; dan Achmad Santoso, Editor Jawa Pos. Ketiganya menyampaikan pandangan terkait pentingnya peran jurnalis Muhammadiyah dalam menyebarkan dakwah berkemajuan sekaligus menjaga integritas jurnalistik.

Baca juga: Muhammadiyah Sudah Tetapkan Hari Raya Idul Fitri Jatuh pada Senin 31 Maret 2025

Penulis Harus Berani

Di tengah kesibukannya, Dr. Aribowo, yang saat ini menjabat sebagai Ketua MPID PWM Jawa Timur, dikenal pandai memanfaatkan waktu. Dia memulai paparannya dengan memberikan motivasi dan apresiasi kepada para peserta yang hadir.

"Penulis berita itu harus berani, jangan takut salah. Penyajian informasi dengan format 5W+1H akan menjadikan tulisan Anda sebuah berita. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia digital. Anda semua bisa menulis apa saja yang Anda inginkan, apalagi Anda sudah punya rumah, yakni Klikmu.co," ujarnya.

"Semua orang bisa menulis. Jangan takut salah menulis berita. Jangan khawatir ada kesalahan, karena nanti tim editor akan membantu untuk membetulkan. Bahkan, media besar seperti Detik, Kompas, atau Tempo juga bisa salah," imbuhnya.

Dia juga menyoroti betapa fleksibelnya media online, yang kini bisa menyajikan berita real-time dan menjadi alat penting di era modern. "Kini, siapa saja bisa menjadi jurnalis. Oleh karena itu, dalam keluarga Muhammadiyah, jumlah kontributor harus terus berkembang. Kuncinya adalah aktif menulis dan membuat pemberitaan yang baik," tambahnya.

Menurut Dr. Aribowo, bahasa provokatif yang menarik pembaca, penggunaan angle foto yang sesuai, serta peningkatan kompetensi jurnalistik menjadi kunci kesuksesan media, baik online maupun offline. "Namun, jurnalistik harus beretika. Etika itu sangat penting. Tanpa etika, jurnalistik bisa menghancurkan dunia," tegasnya.

Perlu Konfirmasi dan Cover Both Side

Dr Aribowo menekankan keberanian jurnalis dalam menyajikan berita tanpa rasa takut salah. Ia juga menggarisbawahi perlunya konfirmasi dan validitas informasi untuk meningkatkan kualitas liputan.

"Semua kegiatan perlu diberitakan, namun pastikan informasi yang disampaikan telah dikonfirmasi dan valid. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan pembaca dan kualitas jurnalisme," ujarnya.

Selain itu, dia menegaskan bahwa jurnalis Muhammadiyah harus selalu berpegang pada nilai-nilai persyarikatan, seperti etika, moral, dan kebenaran.

"Sebagai jurnalis Muhammadiyah, kita wajib menjaga integritas dan menyampaikan berita yang akurat dan berimbang. Hindari informasi yang dapat merusak citra organisasi," tegasnya.

Dr Aribowo melanjutkan, menjadi jurnalis Muhammadiyah memiliki kode etiknya tersendiri. "Kita yang berada di media Persyarikatan harus objektif, jujur, dan menjaga nama Muhammadiyah," sambungnya.

Selain itu, ia mengingatkan bahwa dalam dunia jurnalistik, kebenaran dan objektivitas adalah aspek penting dalam setiap laporan.

"Gemuk itu berapa kilo? Jangan hanya menuliskan kata gemuk saja," katanya, mengingatkan bahwa jurnalis harus teliti dalam mencari fakta dalam sebuah berita. Menurutnya, apa pun bisa menjadi berita, namun objektivitas sangat diperlukan.

Mantan Ketua Dewan Kesenian Surabaya (DKS) ini menekankan bahwa menjadi jurnalis adalah tanggung jawab besar. "Di luar sana, masyarakat hanya tahu berita yang sudah ditulis, tetapi mereka tidak tahu proses di baliknya. Fakta-fakta yang ada di balik itu, hanya jurnalis yang tahu," jelasnya.

Dr Aribowo menekankan bahwa jurnalis Muhammadiyah itu harus memegang teguh etik dan moral, dan jangan sampai menerima suap. "Kita sebagai jurnalis Persyarikatan, jangan sampai menerima suap dan menyalahgunakan profesi yang sudah ditekuni," tukasnya

Perkuat Jejaring Jurnalis

Dia berharap melalui kegiatan ini dapat memperkuat jejaring jurnalis Muhammadiyah Surabaya sekaligus meningkatkan kapasitas mereka dalam memproduksi berita yang profesional, konstruktif, dan berlandaskan nilai-nilai etika.

Dr Aribowo menyampaikan bahwa media di bawah naungan Persyarikatan saling terhubung satu sama lain.

"Semua media yang ada di Muhammadiyah itu saling bekerja sama. Kita jika berjalan bersama, akan terasa ringan. Muhammadiyah itu saling membantu, maka mestinya jika ada AUM yang membutuhkan iklan, maka media Persyarikatan baik online maupun cetak akan bantu mengiklankan," ungkapnya.

Dr Aribowo menyebutkan bahwa media Muhammadiyah adalah jurnalis komunitas. "Karena media kita berbentuk jurnalistik komunitas, maka berita sekecil apapun bisa ditulis," ujarnya.

"Kejadian sekecil apapun, media komunitas akan memberitakannya. Karena itulah nafas Muhammadiyah agar masyarakat tahu bagaimana komunitas kita," tambahnya.

Dia juga menyampaikan bahwa media komunitas seperti Klikmu.co dan Pwmu.co memiliki peran penting, termasuk sebagai media promosi sekolah Muhammadiyah.

"Hal kecil di sekitar kita bisa menjadi berita online. Manfaatkan media kita untuk berbagi informasi positif," ujarnya.

Mantan Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair ini menyebutkan bahwa Ngopi Bareng ini adalah momen untuk mempererat silaturahmi antar kontributor agar lebih dekat.

Dalam sesi tanya jawab, Jatim MA, Kepala SD Muhammadiyah 29 Surabaya, memanfaatkan kesempatan untuk bertanya tentang isu Palestina dan kasus korupsi. "Saat ini, Palestina menjadi sorotan jurnalistik dari berbagai sudut pandang. Bagaimana kita menyikapinya? Dan bagaimana pandangan Anda tentang kasus korupsi, seperti kasus yang viral sekarang?" tanyanya.

Dr. Aribowo menjelaskan kondisi terkini Palestina serta potensi eksplorasi jurnalistik terkait isu tersebut. Mengenai korupsi, ia dengan tegas menyatakan, "Korupsi merusak peradaban!"

Baru-baru ini, Pimpinan Pusat Muhammadiyah dikabarkan tengah menyusun sebuah draf Kode Etik Jurnalis Komunitas Muhammadiyah. Kode etik ini diharapkan menjadi pedoman moral dan profesionalisme bagi jurnalis yang aktif di lingkungan organisasi ini.

Meski belum dirilis secara resmi, informasi mengenai draf kode etik ini mencuat setelah dipaparkan oleh Dr Aribowo.

Kode Etik Jurnalis Muhammadiyah

Kode etik jurnalis Muhammadiyah menekankan prinsip-prinsip etika Islami yang sesuai dengan nilai-nilai Muhammadiyah.

Pertama, kejujuran dan ketepatan informasi. Jurnalis komunitas Muhammadiyah diwajibkan untuk menyampaikan informasi secara akurat tanpa rekayasa fakta.

Kedua, kehati-hatian dalam memberitakan. Kode etik ini mengedepankan penggunaan bahasa yang santun serta menghindari informasi provokatif atau hoaks.

Ketiga, pentingnya verifikasi. Mengutamakan konfirmasi langsung kepada pihak-pihak terkait sebelum memberitakan sebuah peristiwa atau isu.

Keempat, larangan menerima suap. Dalam kode etik ini, ditekankan bahwa jurnalis komunitas Muhammadiyah dilarang menerima suap atau imbalan lain yang dapat mempengaruhi independensi dan objektivitas pemberitaan.

Dr Aribowo menegaskan bahwa kode etik ini masih dalam bentuk draf, tetapi tujuannya jelas, yaitu menjaga marwah dakwah Muhammadiyah di bidang media.

"Insyaallah, akan segera diumumkan secara resmi setelah proses finalisasi," katanya.

Baca juga: Muhammadiyah Ucapkan Selamat Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama

Selain itu, penggunaan strategi konfirmasi diam-diam, yang mengedepankan sikap profesionalisme dan integritas, dinilai sejalan dengan asas jurnalistik Muhammadiyah. Teknik ini dianggap mampu menyampaikan kebenaran tanpa menimbulkan kegaduhan publik.

"Jurnalis Muhammadiyah harus memiliki etik dan moral yang baik sebagai landasan utama dalam menjalankan tugasnya. Sebagai bagian dari komunitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, seorang jurnalis Muhammadiyah dituntut untuk selalu berpegang pada prinsip kejujuran, integritas, dan tanggung jawab dalam setiap pemberitaan. Mereka tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai teladan yang membawa misi dakwah yang menyejukkan dan bermanfaat bagi masyarakat," tuturnya.

"Oleh karena itu, profesionalisme jurnalis Muhammadiyah harus didasari oleh moralitas yang kokoh agar senantiasa mampu mengedepankan kebenaran, menjaga independensi, serta menghindari praktik yang dapat merugikan kredibilitas media dan umat," imbuhnya.

Dr. Aribowo menutup dengan seruan semangat agar jurnalistik dapat terus mensyiarkan dakwah Muhammadiyah.

Etika Smart Digital

Sementara itu, Andi Hariyadi mengingatkan bahwa tugas jurnalis tidak hanya memberitakan, tetapi juga memberikan pencerahan untuk menangkal misinformasi dan memberdayakan pembaca.

"Kontributor harus menjunjung profesionalisme. Sinergitas antarorganisasi Muhammadiyah dapat mendukung terciptanya literasi masyarakat yang lebih baik," jelasnya.

"Etika smart digital harus menjadi pegangan utama bagi setiap kontributor Klikmu.co. Ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan untuk membangun jurnalistik bermental smart digital," ujarnya.

Andi juga menekankan bahwa jurnalistik yang beretika harus memenuhi sejumlah kriteria, antara lain: penggunaan bahasa yang baik, menghindari isu SARA, pornografi, dan kekerasan; memastikan validitas informasi; menghargai karya orang lain; tidak menggali hal-hal yang bersifat personal; serta menyampaikan pesan dakwah yang mencerahkan.

"Etika ini harus menjadi dasar dalam setiap karya jurnalistik," imbuhnya. Andi kembali menegaskan pentingnya etika jurnalistik dalam era digital yang semakin kompleks.

Andi terus mengobarkan semangat jurnalistik dalam mensyiarkan Muhammadiyah agar terus berkembang dan memberi manfaat bagi masyarakat luas. Dia turut memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya pelatihan jurnalistik ini. Menurutnya, program seperti ini mampu memperluas informasi dan membumikan literasi, baik di kalangan persyarikatan maupun masyarakat umum.

"Media kita harus mampu memberikan informasi yang luas, benar, dan jujur, sehingga dapat membangun kepercayaan umat dan bangsa," ujar Andi.

Pentingnya Akurasi dan Keberimbangan

Sementara itu, Achmad Santoso menambahkan pentingnya akurasi dan keberimbangan dalam pemberitaan, terutama di era digital yang penuh dengan arus informasi disruptif. Ia menekankan pentingnya keterhubungan antara judul, foto, dan isi berita untuk menyampaikan konteks yang kuat dan berdampak.

"Keakuratan dan keberimbangan adalah fondasi utama jurnalisme. Keduanya harus tercermin dalam narasi berita yang kohesif dan berpengaruh," tukasnya.

Sebagai bentuk apresiasi, MPID memberikan penghargaan kepada sejumlah kontributor jurnalis dari berbagai kategori. Penghargaan diberikan kepada kontributor perseorangan, kontributor Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), kontributor majelis dan lembaga, serta kontributor Ortom (Organisasi Otonom).

MPID pun berkomitmen untuk terus menghadirkan program-program yang inovatif dan adaptif, sehingga berita yang dihasilkan tidak hanya dinikmati oleh umat, tetapi juga berkontribusi dalam membangun peradaban bangsa.

Berikut Nominasi Anugerah KLIKMU.CO:

Baca juga: Ingin Gunakan Ojol? Tak Perlu Pakai Gojek dan Grab, Kini Ada Zendo!

Kategori Kontributor Teraktif

1. Tanti Puspitorini (Smamda)
2. Fuadah (PCM Kenjeran)
3. Ana Rose (MI Muhammadiyah 5)

Kategori AUM Teraktif

1. SMA Muhammadiyah 2 Surabaya
2. MI Muhammadiyah 25 Surabaya
3. SD Muhammadiyah 15 Surabaya
4. MI Muhammadiyah 5 Surabaya
5. SMA Muhammadiyah 10 Surabaya
6. SD Muhammadiyah 11 Surabaya

Kategori AUM Non-Surabaya Teraktif

* SMA Muhammadiyah 1 Taman
Kategori Persyarikatan Teraktif
* PCM: Genteng
* Ortom: Ikatan Muhammadiyah Muhammadiyah (IMM)
* UPP: Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Surabaya

Cerminan Diri dan Organisasi

Selain itu, Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya Dr Zuhrotul Marah Lailatusholichah sebagai tamu undangan menyebut pentingnya peran jurnalistik sebagai cerminan diri dan organisasi dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan.

Dokter Zuhro, sapaan akrabnya, memberikan pandangannya mengenai dampak dari apa yang ditulis dan disebarkan kepada masyarakat.

"Jurnalistik itu seperti wajah kita, apa yang kita tulis nanti akan tersebar. Jika yang kita tulis mengarah pada mudharat, maka yang tersebar adalah mudharat itu. Tetapi, jika yang kita sebarkan adalah nilai-nilai kebaikan dari setiap kegiatan, InsyaAllah itu akan menjadi nilai tambah dalam dakwah Muhammadiyah," ujar dr Zuhro.

Menurutnya, dakwah Muhammadiyah tidak hanya berfokus pada internal, tetapi juga memiliki dampak eksternal yang dapat diketahui oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, penting untuk menjaga objektivitas dalam setiap tulisan.

"Apa yang kita tulis itu akan menjadi sejarah dan tidak akan hilang. Maka, yang ditulis harus objektif dan harus ada keseimbangan dalam melaporkan masalah masyarakat. Namun, untuk berita internal Muhammadiyah, yang harus dikedepankan adalah berita yang baik," lanjutnya.

Dokter Zuhro juga mengingatkan agar wartawan dan penulis tidak menulis sesuatu yang dapat merugikan citra Muhammadiyah di mata masyarakat.

"Jangan sampai kita menulis sesuatu yang justru membuat kita sendiri dinilai tidak baik oleh masyarakat. Semoga kegiatan ini dapat melahirkan bibit-bibit penulis handal yang akan memberitakan segala kegiatan persyarikatan dan amal usaha Muhammadiyah," harapnya.

Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya Muhammad Jemadi menambahkan pentingnya peningkatan literasi di kalangan siswa Muhammadiyah sebagai upaya memperkuat daya saing di era digital.

Menurutnya, media memiliki peran strategis dalam memberikan informasi yang mencerahkan umat sekaligus menjadi penjaga moral masyarakat. Ia juga mengapresiasi upaya KLIKMU.CO sebagai portal berita digital yang konsisten memberikan peluang kepada generasi muda Muhammadiyah untuk aktif dalam kegiatan jurnalistik dan menghasilkan berita yang jujur serta kredibel.

"Seperti yang kita tahu, tantangan dunia informasi semakin besar. Media tak hanya berfungsi untuk menyampaikan berita, tetapi juga menjadi penjaga moral dan pembawa pesan kebaikan. Maka dari itu, mari kita manfaatkan momentum ini untuk memperkuat langkah kita dalam mencerahkan umat dan menginspirasi masyarakat luas melalui media," tuturnya.

Ia mengajak menjadikan acara ini sebagai wadah untuk meningkatkan semangat kolaborasi. "Semoga sinergi antara KLIKMU dan TVMu dapat menjadi teladan dalam dakwah bil hikmah di era digital ini," pungkasnya.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru