Jakarta (optika.id) - Hasil Pemilu Serentak 2024 masih menunggu pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun, sejumlah lembaga survei sudah memprediksi bahwa pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, akan menjadi pemenang Pilpres 2024.
Jika hal itu terjadi, maka Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dipastikan akan menjadi partai oposisi di parlemen. Hal ini dikatakan oleh pengamat politik dari Citra Institute, Efriza, seperti dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (24/2/2024).
Baca juga: Selesai Diperiksa, KPK Tak Tahan Hasto Kristiyanto
Efriza mengatakan, PDIP tidak mungkin bergabung dengan koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran, karena ada beberapa hal yang menjadi hambatan. Salah satunya adalah dugaan pelanggaran undang-undang yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, yang merupakan kader PDIP, dalam Pemilu 2024.
Kalo PDIP jelas sudah harga mati menjadi oposisi, kata Efriza.
Baca juga: Megawati: Harusnya Kekuasaan di Indonesia Tidak Untuk Menekan Rakyatnya Sendiri, Termasuk PDIP!
Efriza menilai, Prabowo dan Gibran akan menghadapi tantangan besar jika PDIP menjadi oposisi. Pasalnya, PDIP kemungkinan besar masih akan mendominasi kursi di DPR RI. Prabowo dan Gibran harus bisa berdialog dengan PDIP untuk mengesahkan kebijakan-kebijakan pemerintah yang dibahas di parlemen.
Jadi PDIP hanya diajak berdialog saja dalam proses di parlemen oleh Prabowo, agar tak terjadi konflik dan semakin terbuka konflik antar pemerintahan baru ini dengan PDIP, ucap Efriza.
Baca juga: Membangun Demokrasi Bersih: Diskusi Pusad UM Surabaya tentang Bahaya Politik Uang
Efriza juga memprediksi, parlemen akan menjadi lebih gaduh jika PDIP menjadi oposisi. Apalagi, Ketua DPR RI saat ini adalah Puan Maharani, yang juga merupakan kader PDIP.
Meski begitu, parlemen akan banyak berisik karena Ketua Parlemennya dari PDIP, pungkas Efriza.
Editor : Pahlevi