Optika.id - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDI Perjuangan Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul meminta masyarakat untuk tidak hanya menilai tokoh politik dari sisi elektabilitasnya saja.
Bahkan ia mengatakan, elektabilitas di berbagai lembaga survei menunjukkan kondisi saat ini, bukan situasi yang sebenarnya pada 2024.
Baca Juga: Megawati: Harusnya Kekuasaan di Indonesia Tidak Untuk Menekan Rakyatnya Sendiri, Termasuk PDIP!
Pacul lantas membeberkan rekam jejak Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR RI Puan Maharani.
Pacul menjelaskan, Puan pertama kali diterjunkan ke lapangan oleh PDIP pada 2006 silam.
"Kemudian 2009 jadi caleg, dulu kampanye di Solo sana. Kemudian menjadi anggota dewan, menjadi anggota wakil ketua fraksi, kemudian ketua fraksi, dan seterusnya," ujar Pacul kepada wartawan, Jumat (8/7/2022).
Pacul mengatakan, setelah itu Puan ditunjuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), baru setelah itu menjabat Ketua DPR RI.
"Ini kan sebuah perjalanan beliau sebagai seorang politisi," ucapnya.
Ketua Komisi III DPR itu juga menyinggung awal mula Joko Widodo bisa menjadi Presiden.
Baca Juga: ASN Mulai Pindah ke IKN pada April 2025
"Mohon maaf, saya pernah bertanya itu pas kampanye 1 Oktober 2018, apakah tujuh tahun yang lalu dikau percaya Jokowi ini jadi Presiden? Enggak ada yang percaya," tutur Pacul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk itu, Pacul mengingatkan agar jangan pernah meremehkan seseorang. Menurutnya, semua orang bisa menciptakan berbagai kemungkinan.
"Kadang cacing bisa sampai ke gunung, susah diduga. Maka kita tak boleh takabur, kita tak boleh sombong. Kata orang Jawa, dijalani saja. Keinginan diupayakan, dijalani. Tidak usah khawatir kalau soal elektabilitas. Elektabilitas kan hari ini, pertempuran belum dimulai," tandasnya.
"Banyak hal, banyak faktor, kemenangan terdiri dari sekian banyak faktor. Termasuk kekalahan pun bukan hanya satu faktor," pungkasnya.
Baca Juga: PDI-P All Out Menangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jatim
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi